Cari Blog Ini

Jumat, 04 Agustus 2017

MakalahTugas IPS Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural




Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural



Nama : Ayuk Anggraini
Kelas : XI Multimedia
No.Abs : 03



SMK NEGERI 2 TEGALSARI
TEGALSARI – BANYUWANGI


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karuniaNya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural”.
Tujuan salah satu dari makalah ini adalah agar peserta didik diharapkan untuk dapat mendeskripsikan berbagai kelompok sosial dalam masyarakat multikultural.
Penyususn ingin mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1.  Bpk Tofik Santoso,ST,Mpd. selaku Kepala SMK Negeri 2 Tegalsari.
2.  Ibu Ariska Defi Nurrohman,S.Pd. selaku Guru IPS
3.  Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan baik materi, moral maupun spriritual dan selalu mendoakan agar penyusun selalu dilindungi Allah SWT dalam menyelesaikan makalah ini.
4.  Seluruh teman-teman yang sama-sama menyusun makalah dan semua pihak yang membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini belum terlalu sempurna. Untuk itu penyusun menerima kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Sekian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan pembaca.


Karangdoro, 10 November 2016


Penyusun


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………....………..…....…..…..i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………...…………..…ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………….…………...…...….1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………...………………………....…..1
1.3 Tujuan Penulis …………………………………………………………….…….….…..1
BAB 2 ISI
2.1 Pengertian Kelompok Sosial ………………………………………………………….3
2.2 Dasar Terbentuknya Kelompok Sosial …………………………………….….….….4
2.3 Ciri-Ciri Kelompok Sosial ……………………………………………….………..…....4
2.4 Klasifikasi Kelompok Sosial …………………………………………..………......…..5
2.5 Pengertian Masyarakat Multikultural ……………....………………………….........11
2.6 Ciri-Ciri Masyarakat Multikultural ……………………………………….....….....….11
2.7 Penyebab Terciptanya Masyarakat Multikultural ……………………………….....12
2.8 Masalah Perkembangan Kelompok Sosial Masyarakat Multikultural ………......13
2.9 Hubungan Kelompok Sosial Dengan Masyarakat Multikultural ………………….14
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan …………………………………………………………..………….…….16
3.2 Saran …………………………………………………………………..……….…...…16
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..………....…..….iii



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Terciptanya interaksi sosial antar anggota dalam kelompok merupakan hal penting dalam keberlangsungan hidup manusia. Oleh karena itu, sejak anak dilahirkan ke muka bumi ini diperkenalkan dengan lingkungan sosial yang ada di sekitarnya seperti keluarga, tetangga, dan kerabat. Setelah seorang anak diperkenalkan dengan lingkungan sosialnya maka pada saatnya nanti keterlibatan dalam interaksi sosial dalam sebagian besar waktunya itu, tanpa disadari memperkuat kesadaran akan identitas kelompoknya yang membedakan dengan kelompok lainnya. Inilah yang kemudian memunculkan sebuah pemahaman adanya kelompok-kelompok sosial yang berkembang di dalam sebuah masyarakat sehingga memunculkan masyarakat heterogen. Setiap kelompok sosial yang ada memiliki kehidupan sosial dan budaya yang berbeda-beda dan menjadi ciri khas (karakter) masing-masing anggota masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
1.  Pengertian kelompok sosial
2.  Dasar terbentuknya kelompok sosial
3.  Ciri-ciri kelompok sosial
4.  Klasifikasi kelompok sosial
5.  Pengertian masyarakat multikultural
6.  Ciri-ciri masyarakat multikultural
7.  Penyebab terciptanya masyarakat multikultural
8.  Masalah-masalah dalam perkembangan kelompok sosial masyarakat multicultural
9.  Hubungan kelompok sosial dengan masyarakat multicultural
1.3 Tujuan Penulis
Makalah ini di buat dengan maksud untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai kelompok sosial dalam masyarakat multikultural dan sebagai bahan bacaan untuk memperluas ilmu pengetahuan.




BAB 2
ISI

2.1 Pengertian Kelompok Sosial
Kelompok sosial adalah kumpulan manusia yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok juga dapat memengaruhi perilaku para anggotanya. Kelompok sosial merupakan salah satu fokus perhatian dari pusat pemikiran sosiologi. Hal ini dikarenakan titik tolaknya adalah kehidupan bersama. Kita telah mengetahui bahwa semua manusia atau individu yang ada di dunia ini pada awalnya merupakan kelompok sosial yang bernama keluarga, kemudian berkembang ke dalam lingkungan masyarakat. Istilah kelompok sosial merupakan terjemahan dari bahasa Inggris “sosial groups”, social berarti sosial/kemasyarakatan, sedangkan groups berarti kelompok.
Menurut para ahli tentang kelompok sosial :
a.  Hendro Puspito mendefinisikan bahwa “Kelompok sosial adalah suatu kumpulan nyata, teratur dan tetap dari individu-individu yang melaksanakan perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan bersama.”
b.  Robert K. Merton berpendapat bahwa “Kelompok sosial adalah kelompok yang saling berinteraksi sesuai dengan pola-pola yang telah matang.”
c.   Paul B. Horton dan Cheaster L.Hunt menjelaskan bahwa “Kelompok sosial adalah kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi.”
d.  Mayor Polak mengatakan bahwa “Kelompok sosial adalah sejumlah orang yang saling berhubungan dalam sebuah struktur.”
e.  Mack Iver dan Charles H. Page berpendapat bahwa “Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama. Hubungan antarmanusia dalam himpunan tersebut”.
2.2 Dasar Terbentuknya Kelompok Sosial
  a. Kepentingan yang Sama (Common Interest)
Kepentingan yang sama menjadi pendorong sekumpulan manusia untuk membentuk sebuah kelompok sosial. Berbagai kelompok sosial berdasarkan kesamaan kepentingan akhir-akhir ini semakin berkembang seiring dengan perkembangan masyarakat yang semakin modern, misalnya kelompok olahragawan, kelompok arisan, dan lain-lain.
b. Kesamaan Darah dan Keturunan (Common Ancestry)
Keturunan menjadi dasar persatuan dan tali persaudaraan yang paling kuat bagi manusia. Mereka yang merasa satu keturunan dan tinggal dalam suatu masyarakat yang dianggap mempunyai persamaan latar belakang suku bangsa maupun nenek moyang kemudian membentuk sebuah kelompok sosial misalnya kelompok keturunan India, kelompok keturunan Tiongkok, dan sebagainya.
c. Daerah atau Wilayah yang Sama
Kelompok sosial terbentuk atas dasar daerah atau wilayah yang sama ditinggali cenderung membentuk organisasi yang mantap dan kelompok sosial yang kuat. Sebagai contoh adalah paguyuban masyarakat Padang yang tinggal di Jawa.
d. Ciri Fisik yang Sama
Warna kulit, warna rambut dan bentuknya, bentuk hidung, mata dan ciri fisik lainnya merupakan salah satu faktor pendorong dibentuknya kelompok sosial.
2.3 Ciri-Ciri Kelompok Sosial
a.    Merupakan satuan yang nyata dan dapat dibedakan dari kesatuan manusia yang lain.
Suatu kelompok sosial akan dapat dibedakan dengan kelompok sosial yang lain, misalnya kelompok formal dengan informal.
b.    Memiliki struktur sosial, yang setiap anggotanya memiliki status dan peran tertentu.
c.    Setiap anggota dalam kelompok sosial tentunya memiliki peran masing masing, baik itu secara tertulis atau secara tidak tertulis.
d.    Memiliki norma-norma yang mengatur di antara hubungan para anggotanya.
e.    Dalam hubungan antar anggota dalam suatu kelompok sosial ada norma, hukum, peraturan, maupun kode etik sesuai dengan jenis kelompok sosialnya.
f.     Memiliki kepentingan bersama.
g.    Kelompok sosial terbentuk pastinya ada tujuan yang melatar belakangi yang salah satunya adalah kesamaan kepentingan, sehingga diharapkan dengan kepentingan yang sama tersebut dapat diusahakan secarabersama-sama.
h.    Adanya interaksi dan komunikasi diantara para anggotanya.
i.      Kelompok sosial dapat lahir, tumbuh, dan berkembang tidak terlepas dengan adanya komunikasi sosial dan interaksi sosial.
j.      Dengan adanya interasi dan komunikasi sosial, masing-masing individu dapat menyampaikan ide/ gasannya demi mencapai tujuan bersama dalam kelompok sosial tersebut.
2.4 Klasifikasi Kelompok Sosial
1. Klasifikasi Berdasarkan Cara Terbentuknya
a.  Kelompok semu, yaitu: kelompok yang terbentuk secara spontan
Ciri-ciri kelompok semu :
*      Tidak direncanakan
*      Tidak terorganisir
*      Tidak ada interaksi secara terus menerus
*      Tidak ada kesadaran berkelompok
*      Kehadiranya tidak konstan
Kelompok semu dibagi menjadi tiga yakni crowd (kerumunan), publik dan massa.
1. Crowd (kerumunan), dibagi menjadi :
Ø Formal audiency / pendengar formal, contoh : orang-orang mendengarkan khotbah, Orang-orang nonton di bioskop
Ø Inconvenient Causal Crowds  adalah: Kerumunan yang sifatnya terlalu sementara tetapi ingin menggunakan fasilitas-fasilitas yang sama, contoh : orang antri tiket kereta api.
Ø Panic Causal Crowds adalah kerumunan yang terjadi karena suasana panik. Contoh: Kerumunan orang-orang panic akan menyelamatkan diri dari bahaya.
Ø Spectator Causal Crowds adalah kerumunan orang yang terbentuk karena ingin menyaksikan peristiwa tertentu. Contoh: Kerumunan penonton atau orang-orang ingin melihat peristiwa tertentu.
Ø Lawless Crowds adalah  kerumunan yang tidak tunduk pada pemerintah, contoh : aksi demo.
Ø Immoral low less crowds adalah kerumunan orang-orang tak bermoral, contoh : kerumunan orang yang minum-minuman keras.
2. Massa
Massa merupakan kelompok semu yang memiliki ciri-ciri hampir sama dengan kerumunan, tetapi kemungkinan terbentuknya disengaja dan direncanakan. Contoh : mendatangi gedung DPR dengan persiapan sehingga tidak bersifat spontan.
3. Publik,
Publik adalah sebagai kelompok semu mempunyai ciri-ciri hampir sama dengan massa, perbedaannya publik kemungkinan terbentuknya tidak pada suatu tempat yang sama. Terbentuknya publik karena ada perhatian yang disatukan oleh alat-alat komunikasi, seperti : radio, tv, surat kabar, jejaring sosial dan lain-lain.
b.  Kelompok Nyata, mempunyai beberapa ciri khusus sekalipun mempunyai berbagai macam bentuk, kelompok nyata mempunyai 1 ciri yang sama, yaitu kehadirannya selalu konstan.
1. Kelompok Statistical Group
Kelompok statistik, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah kecamatan.
2. kelompok Societal Group / Kelompok Kemasyarakatan
Kelompok societal memiliki kesadaran akan kesamaan jenis, seperti jenis kelamin, warna kulit, kesatuan tempat tinggal, tetapi belum ada kontak dan komunikasi di antara anggota dan tidak terlihat dalam organisasi.
3. Kelompok sosial / social groups
Para pengamat sosial sering menyamakan antara kelompok sosial dengan masyarakat dalam arti khusus. Kelompok sosial terbentuk karena adanya unsur-unsur yang sama seperti tempat tinggal, pekerjaan, kedudukan, atau kegemaran yang sama. Kelompok sosial memiliki anggota-anggota yang berinteraksi dan berkomunikasi secara terus menerus. Contoh : ketetanggaan, teman sepermainan, teman seperjuangan, kenalan, dan sebagainya.
4. Kelompok asosiasi / associational group
Kelompok asosiasi adalah kelompok yang terorganisir dan memiliki struktur formal (kepengurusan).
Ciri-ciri kelompok asosiasi :
*   Direncanakan
*   Terorganisir
*   Ada interaksi terus menerus
*   Ada kesadaran kelompok
*   Kehadirannya konstan
2. Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Solidaritas Antara anggota
a.  Solidaritas Mekanik
Solidaritas mekanik adalah solidaritas yang muncul pada masyarakat yang masih sederhana dan diikat oleh kesadaran kolektif serta belum mengenal adanya pembagian kerja diantara para anggota kelompok.
b.  Solidaritas Organik
Solidaritas organik adalah solidaritas yang mengikat masyarakat yang sudah kompleks dan telah mengenal pembagian kerja yang teratur sehingga disatukan oleh saling ketergantungan antar anggota.
3. Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Erat Longgarnya Ikatan dalam Kelompok.
a.  Gemeinschaft / paguyuban merupakan kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan batin yang murni, bersifat alamiah dan kekal.
b.  Gesselschaft / patembayan merupakan ikatan lahir yang bersifat kokoh untuk waktu yang pendek, strukturnya bersifat mekanis dan sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka. Contoh : ikatan antar pedagang, organisasi dalam sebuah pabrik.
4. Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Indentifikasi Diri
a.  In-Group
In group : suatu perasaan perikatan antara satu orang dengan orang lain dalam suatu kelompok sosial tertentu. Perasaan tersebut sangat kuat sehingga membentuk suatu perilaku – perilaku sosial tertentu seperti : Solidaritas, kesediaan berkorban, kerja sama, konformitas, obediance, dll.
b.  Out-Group
Out group : Out-side feeling, seseorang merasa bukan bagian dari kehidupan kelompok. Out-group feeling selalu ditandai munculnya perilaku antogonistik dan antipati. Sehingga muncul gejala prejudiace, paranoid, etnocentristic, non koperatif, lalai, dan sebagainya.
5. Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Kualitas Hubungan diantara Para Anggotanya.
a.  Kelompok Primer
Merupakan suatu kelompok yang hubungan antar anggotanya saling kenal mengenal dan bersifat informal. Contoh : keluarga, kelompok sahabat, teman, teman sepermainan.
b.  Kelompok Sekunder
Kelompok Sekunder adalah kelompok sosial yang terbentuk karena Merupakan hubungan antar anggotanya bersifat formal, impersonal dan didasarkan pada asas manfaat. Contoh : sekolah, PGRI.
6. Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Pencapaian Tujuan
a.  Kelompok Formal
Merupakan kelompok yang memiliki peraturan-peraturan dan tugas dengan sengaja dibuat untuk mengatur hubungan antar anggotanya. Contoh : Parpol, lembaga pendidikan.
b.  Kelompok Informal
Merupakan kelompok sosial yang terbentuk karena pertemuan yang berulang-ulang dan memiliki kepentingan dan pengalaman yang sama.Contoh : anggota OSIS.
Contoh gambar kelompok sosial :


Contoh gambar masyarakat multikultural
2.5 Pengertian Masyarakat Multicultural
Pada hakikatnya masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri atas berbagai macam suku yang masing-masing mempunyai struktur budaya (culture) yang berbeda-beda. Dalam hal ini masyarakat multikultural tidak bersifat homogen, namun memiliki karakteristik heterogen di mana pola hubungan sosial antarindividu di masyarakat bersifat toleran dan harus menerima kenyataan untuk hidup berdampingan secara damai (peace co-exixtence) satu sama lain dengan perbedaan yang melekat pada tiap etnisitas sosial dan politiknya. Oleh karena itu, dalam sebuah masyarakat multikultural sangat mungkin terjadi konflik vertikal dan horizontal yang dapat menghancurkan masyarakat tersebut.
2.6 Ciri-Ciri Masyarakat Multikultural
1.  Terjadi segmentasi, yaitu masyarakat yang terbentuk oleh bermacam-macam suku, ras, dll tapi masih memiliki pemisah. Yang biasanya pemisah itu adalah suatu konsep yang disebut primordial. Contohnya, di Jakarta terdiri dari berbagai suku dan ras, baik itu suku dan ras dari daerah dalam negeri maupun luar negeri, dalam kenyataannya mereka memiliki segmen berupa ikatan primordial kedaerahaannya.
2.  Memilki struktur dalam lembaga yang non komplementer, maksudnya adalah dalam masyarakat majemuk suatu lembaga akam mengalami kesulitan dalam menjalankan atau mengatur masyarakatnya alias karena kurang lengkapnya persatuan yang terpisah oleh segmen-segmen tertentu.
3.  Konsensus rendah, maksudnya adalah dalam kelembagaan pastinya perlu adanya suatu kebijakan dan keputusan. Keputusan berdasarkan kesepakatan bersama itulah yang dimaksud konsensus, berarti dalam suatu masyarakat majemuk sulit sekali dalam pengambilan keputusan.
4.  Relatif potensi ada konflik, dalam suatu masyarakat majemuk pastinya terdiri dari berbagai macam suku adat dan kebiasaan masing-masing. Dalam teorinya semakin banyak perbedaan dalam suatu masyarakat, kemungkinan akan terjadinya konflik itu sangatlah tinggi dan proses peng-integrasianya juga susah.
5.  Integrasi dapat tumbuh dengan paksaan, seperti yang sudah saya jelaskan di atas, bahwa dalam masyarakat multikultural itu susah sekali terjadi pengintegrasian, maka jalan alternatifnya adalah dengan cara paksaan, walaupun dengan cara seperti ini integrasi itu tidak bertahan lama.
6.  Adanya dominasi politik terhadap kelompok lain, karena dalam masyarakat multikultural terdapat segmen-segmen yang berakibat pada ingroup fiiling tinggi maka bila suaru ras atau suku memiliki suatu kekuasaan atas masyarakat itu maka dia akan mengedapankan kepentingan suku atau rasnya.
2.7 Penyebab Terjadinya Masyarakat Multikultural
a.  Letak geografis
Indonesia berada pada posisi silang, yakni terletak antara dua samudera (Samudera Hindia dan Samudera Pasifik) dan antara dua benua (Benua Asia dan Benua Australia). Letak seperti ini membuat Indonesia menjadi wilayah yang sangat strategis, yakni terletak di tengah-tengah lalu lintas perdagangan dan perhubungan internasional. Posisi seperti ini sangat memungkinkan bagi masuknya berbagai pengaruh kebudayaan asing.
b.  Kondisi geografis
Kondisi geografis Indonesia yang meliputi kurang lebih 13.667 pulau besar dan kecil, yang tersebar dari barat ke timur sepanjang ekuator kurang lebih 3000 mil, dari utara ke selatan sepanjang ekuator kurang lebih 1000 mil. Keadaan semacam ini memungkinkan bagi nenk moyang bangsa Indonesia untuk tinggal dan menetap di berbagai wilayah yang berbeda-beda dan cenderung terisolasi satu sama lain. Keadaan seperti itu telah mendorong berbagai bangsa yang tersebar di wilayah Indonesia untuk mengembangkan sistem budaya, sistem bahasa, sistem religi, adat istiadat, dan lain sebagainya.
c.   Kondisi iklim dan struktur tanah
Wilayah Indonesia yang sangat luas telah memungkinkan adanya perbedaan dalam hal iklim dan struktur tanahnya. Faktor alamiah seperti ini juga menjadi faktor pembentuk keanekaragaman (kemajemukan) regional. Perbedaan curah hujan dan kesuburan tanah telah menciptakan dua macam lingkungan ekologis, yaitu: (1) pertanian sawah yang banyak dijumpai di Pulau Jawa, Pulau Bali, dan beberapa wilayah di Pulau Sumatera, dan (2) pertanian ladang yang banyak dijumpai di luar Pulau Jawa dan Pulau Bali.
2.8 Masalah-Masalah Dalam Perkembangan Kelompok Sosial Masyarakat Multikultural
1.  Primordialisme artinya perasaan kesukuan yang berlebihan. Menganggap suku bangsanya sendiri yang paling unggul, maju, dan baik. Sikap ini tidak baik untuk dikembangkan di masyarakat yang multicultural seperti Indonesia. Apabila sikap ini ada dalam diri warga suatu bangsa, maka kecil kemungkinan mereka untuk bisa menerima keberadaan suku bangsa yang lain.
2.  Etnosentrisme artinya sikap atau pandangan yang berpangkal pada masyarakat dan kebudayaannya sendiri, biasanya disertai dengan sikap dan pandangan yang meremehkan masyarakat dan kebudayaanyang lain. Indonesia bisa maju dengan bekal kebersamaan, sebab tanpa itu yang muncul adalah disintegrasi sosial. Apabila sikap dan pandangan ini dibiarkan maka akan memunculkan provinsialisme yaitu paham atau gerakan yang bersifat kedaerahan dan eksklusivisme yaitu paham yang mempunyai kecenderungan untuk memisahkan diri dari masyarakat.
3.  Diskriminatif adalah sikap yang membeda-bedakan perlakuan terhadap sesama warga negara berdasarkan warna kulit, golongan, suku bangsa, ekonomi, agama, dan lain-lain. Sikap ini sangat berbahaya untuk dikembangkan karena bisa memicu munculnya antipati terhadap sesame warga negara.
4.  Stereotip adalah konsepsi mengenai sifat suatu golongan berdasarkan prasangka yang subjektif dan tidak tepat. Indonesia memang memiliki keragaman suku bangsa dan masing-masing suku bangsa memiliki cirri khas. Tidak tepat apabila perbedaan itu kita besar-besarkan hingga membentuk sebuah kebencian
2.9 Hubungan Dalam Kelompok Sosial Dengan Masyarakat Multikultural
Kelompok social yang dipandang dari sudut individualisme secara langsung dari seseorang warga masyarakat telah menjadi anggota dari kelompok – kelompok kecil , kelompok –kelompok kecil yang dimaksud adalah atas dasar keakraban , usia , pekerjaan atau kedudukan. Hubungan antara masyarat dan kelompok social mempunyai keterkaitan satu sama lain , dalam menjalin hubungan sebagai makhluk sosial bila ingin mendapatkan kesejahteraan dalam bermasyarakat harus dengan ikut serta dalam kelompok sosial . Masyarakat bisa membentuk kelompok sosial yang diminati perindividu dan dikelompokkan menjadi datu kesatuan. Sehingga berbagai kelompok social pun bermunculan dillakangan masyarakat dan tidak pernah akan bisa dipisahkan satu sama lain.
Kelompok social tidak akan terbentuk jika tidak ada masyarakat yang aktif dalam pemukiman nya atau tempat tinggalnya tersebut. Ini menandakat bahawasannya tingkah laku masyarakat pun menjadi peran penting dalam pembentukan kelompok social yang aktif dan positif. Kelompok social yang aktif dan positif sangat lah penting untuk membangun suatu daerah yang adil, makmur , rukun, aman ,nyaman , dan sentosa. Jika masyarakat tidak mau ikut serta berperan aktif dalam pemukimannya ini bisa menyebabkan runtuhnya kelompok social, karena yang paling penting dalam kelompok social adalah interaksi individu terhadap individu lainnya dalam arti lainnya iyalah keaktifan bersosialisasi antara individu dengan individu lainya. Dalam masyarakat, kelompok-kelompok social melakukan kontak dengan pola berbeda. Ada yang menghasilkan kerja sama , namun tak sedikitpun berujung konflik social jika tidak memiliki batasan –batasan. Batasan batasan memang harus dimiliki disuatu kelompok social agar tidak menjadikan konflik dalam bermasyarakat, agar hidup menjadi aman dan tentram.



BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kelompok sosial adalah kumpulan manusia yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Faktor penyebab terjadinya kelompok sosial adalah kepentingan yang sama (common interest), kesamaan darah dan keturunan (common ancestry), daerah atau wilayah yang sama, ciri fisik yang sama.
Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri atas berbagai macam suku yang masing-masing mempunyai struktur budaya (culture) yang berbeda-beda. Factor penyebab terjadinya masyarakat multikultural adalah kondisi geografis Indonesia, letak geografis Indonesia, kondisi iklim dan struktur tanah.
3.2 Saran
Saran kami kepada semua pihak adalah agar lebih memahami tentang kondisi sosial yang ada di sekitar kita. Kita adalah manusia dan sebagai makhluk sosial seharusnya peka terhadap lingkungan sekitar. Khususnya pada kelompok sosial. Pada kehidupan bermasyarakat terdapat kelompok sosial yang bermacam-macam. Misalnya kelompok primer dan sekunder, formal dan informal, paguyuban dan patembayan, dan lain-lain seperti yang telah kami paparkan pada penjelasan makalah di atas. Dan tentunya kita sebagai makluk sosial pasti termasuk kedalam keanggotaan salah satu kelompok sosial di atas.
     Makalah ini bukanlah satu-satunya acuan dalam pendeskripsian kelompok sosial dan masyarakat multikultural. Masih banyak referensi yang lebih baik. Kritik dan saran yang membangun semoga dapat membantu kami menyusun makalah yang lebih baik lagi


DAFTAR PUSTAKA




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contoh STORYBOARD

Tema                : Kepercayaan Sinopsis          : JANJI PALSU Di kelas multimedia ada 2 wanita yang bernama ayuk dan popy seda...