Cari Blog Ini

Jumat, 04 Agustus 2017

ALIR PRODUKSI PRODUK MULTIMEDIA



ALIR PRODUKSI PRODUK MULTIMEDIA
PRODUKSI MULTIMEDIA
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan standar kompetensi memahami Alir Produksi Produk Multimedia



Disusun oleh :
Ayuk Anggraini
NIS : 030/004.072

MULTIMEDIA

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 TEGALSARI
SMK NEGERI 2 TEGALSARI
2016




KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karuniaNya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Rangkuman Alir Produksi Produk Multimedia”
Tujuan salah satu makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan standar kompetensi memahami Alir Produksi Produk Multimedia.
Penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1.     Bpk Tofik Santoso,ST,Mpd. selaku Kepala SMK Negeri 2 Tegalsari.
2.     Bpk David Susilo Wijaya,S.Kom. selaku Guru Multimedia
3.     Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan baik materi, moral maupun spiritual dan selalu mendoakan agar penyusun selalu dilindungi Allah SWT dalam menyelesaikan makalah ini.
4.     Seluruh teman-teman yang sama-sama menyusun makalah dan semua pihak yang membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini belum terlalu sempurna. Untuk itu penyusun menerima kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak.
Sekian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan pembaca.

Sumberagung, 2 Maret 2016

 Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………...i
DAFTAR ISI ……………………………………………………...iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Produksi Multimedia ………………………1
1.2 Tujuan Penulis …………...………………………….……….1
BAB 2 ISI
2.1 Pre-Production ……………………………………………….3
2.2 Bagan Pre-Production …………………………..……....….5
2.3 Tahapan Pre-Production ……………..................…..……..5
2.4 Production ……………………...…………………………….7
2.5 Diagram Alir Proses Production …………………..…….....8
2.6 Tahapan Production …………………...…………………....9
2.7 Ilustrasi Pelaksanaan Produksi Multimedia ……………..12
2.8 Post Production …………...………………………………..15
2.9 Tahapan Post-Production …………………………...…….16
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ………...………………………………….……18
3.2 Saran ……………...…………………………………...……18
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………….….v

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Produksi Multimedia
Metodologi yang paling umum dipakai pada proses produksi multimedia adalah biasa disebut dengan alur produksi 3 tahap. Secara umum, proses produksi multimedia dirancang dengan menjalankan 3 tahap. Yang pertama yaitu pre-production. Segala kegiatan yang berhubungan dengan persiapan sebelum melakukan produksi. Tahap ini biasanya berjalan agak lama bahkan terkadang sampai menyita sumber daya 75% dari keseluruhan produksi. Yang kedua yaitu production. Tahap implementasi pre-production dimana semua anggota tim pengembang multimedia bekerja. Yang ketiga yaitu post-production. Tahap penyelesaian multimedia menjadi hasil akhir. Tahap post-production diterapkan terutama pada bidang multimedia broadcasting : program television, video, audio recording, photography dan animasi.
Setelah aplikasi beta diuji dan direvisi, itu memasuki tahap pengemasan. Produk akhir bisa dibakar ke CD-ROM atau dipublikasikan di internet sebagai sebuah konten web.

1.2 Tujuan Penulis
1.   Agar siswa/siswi dapat mengetahui materi multimedia
2.   Agar siswa/siswi terutama penyusun sendiri bisa membuat makalah
3.   Agar siswa/siswi dapat mengetahui alir proses produksi produk multimedia
4.   Agar siswa/siswi dapat menambah pengetahuan dalam hal memuat makalah


BAB 2
ISI



2.1 Pre-Production
Pre-production atau pra produksi merupakan tahapan perencanaan. Secara umum, merupakan tehapan persiapan sebelum memulai proses produksi (shooting film atau video). Dengan lahirya teknologi digital video dn metode nonlinear editing maka proses produksi video mejadi lebih mudah. Ketika kita akan memulai sebuah proyek, terkadang kita telah memiliki stock-shoot/footage video yang kita butuhkan, untuk itu kita harus melakukan peninjauan ulang segala kebutuhan sesuai dengan cerita yang akan kita buat. Artinya, kita harus mempersiapkan footage video yang telah ada, fotografi,diagram dan graik, gambar ilustrasi, atau animasinya. Tetapi banyak pula para videographer yang memulai dari awal atau dari nol. Pada intinya tujuan pra produksi adalah mempersiapkan segala sesuatunya agar proses produksi dapat berjalan sesuai konsep dan menghasilakn suatu karya digital video sesuai dengan harapan.
Beberapa elemen yang perlu dipertimbangkan dalam proses pre-production adalah :
1.   Apa tujuan dan pesan yang ingin disanpaikan? Dan apa essensinya?
2.   Siapa pemirsa yang menjadi target? Siapa yang akan menjadi pengguna akhir dari karya ini? Seperti apa platform media pemutaran multimedia mereka?
3.   Apa keinginan klien?
4.   Proyek ini adalah re-design atau new project?
5.   Apakah sarana dan prasarana yang menunjang untuk pembuatan proyek telah terpenuhi?
6.   Menginventarisir perangkat lunak yang dibutuhkan.
7.   Menginventarisir orang yang terlibat serta pembagian tanggung jawabnya.
8.   Membuat jadwal kerja.
9.   Merencanakan biaya yang dibutuhkan.
10. Merencanakan distribusi hasil kerja.
11. Merencanakan adanya update hasil kerja sesuai evaluasi.
2.2 Bagan Pre-Production

2.3 Tahap Pre-Production
1. Interpretasi Skenario (Script Conference)
·         Analisa skenario yang menyangkut isi cerita, struktur dramatic, penyajian informasi, dan semua hal yang berhubungan dengan estetika dan tujuan artistic film.
·         Hasil analisa didiskusikan dengan semua kepala departemen (sinematografi, artistic, suara, editing) dan produser untuk merumuskan konsep penyutradaraan film.
2. Pemilihan Kru
Sutradara dan produser memilih dan menentukan kru yang akan terlibat di dalam produksi.
3. Casting
Sutradara menentukan dan melakukan casting terhadap para pemain utama dan pendukung yang dibantu oleh asisten  sutradara dan casting director.
4. Latihan /Rehearsal
·         Kepada pemain utama, sutradara menyampaikan visi misinya terhadap penokohan yang ada di dalam skenario, lalu mendiskusikan dengan tujuan untuk membangun kesamaan persepsi karakter tokoh antara sutradara dan pemain utama.
·         Sutradara melakukan latihan pemeran dengan pemain utama.
5. Hunting
·         Sutradara memastikan lokasi berdasarkan semua aspek teknis.
·         Melakukan lokasi shoting berdasarkan diskusi berdasarkan piñata fotografi,pinata artistic, dan penata suara.
6. Perencanaan Shot  dan Blocing/Planning Coverage dan Staging
·         Sutradara membuat storyboard dibantu oleh storyboard artist.
·         Sutradara merumuskan dan menyusun director shot pada setiap scene yang ada di scenario
7. Praproduksi Final (Dinal Preproduction)
Sutradara melakukan diskusi evaluasi bersama sama dengan crew dan pemain utama untuk persiapan shooting yang terkait dengan teknis penyutradaraan dengan artistic.

2.4 Production
“Quiet on the set! Action! And Roll ’em!”, kata-kata tersebut seringkali terdengar saat shooting berlangsung, pada intinya merekam kejadian langsung, adegan animasi dan suara pada film, videotape atau DV untuk menghasilkan footage/clip disebut dengan “production” atau proses produksi. Selama proses produksi berlangsung, perhatian kita akan tertuju pada lighting/pencahayaan, blocking (dimana dan bagaimana aktor atau subyek kita bergerak), dan shooting (bagaimana pergerakan kamera dan dari sudut mana scene kita dilihat).
Ada banyak referensi yang bagus untuk mempelajari lebih dalam mengenai proses produksi. Pembuatan animasi/motion graphics dapat pula dikategorikan dalam proses produksi, karena bertujuan menghasilkan footage yang nantinya akan disusun dan diedit dalam proses pasca produksi.
2.5 Diagram Alir Proses Production

2.6 Tahapan Production
Tahap ini biasa di kenal dengan tahap syuting kru yang akan terlibat di lapangan biasanya meliputi :
1. Line Producer
Yang akan mengatur jalur keuangan produksi, merupakan perpanjangan tangan executive producer dan mediasi production manager ke level producer.
2. Production Manager
Orang yang bertanggung jawab pada kelangsungan produksi, pengadaan sarana dan fasilitas produksi.
Urusan logistic ada di bawah wewenang production manager, biasanya urusan ini di tangani oleh salah satu unit yang akan di bantu PU (pembantu umum).
3. Sutradara
Bertanggung jawab atas hasil audio dan visual yang diciptakan, mengarahkan pemain, mengkoordinir seluruh crew baik yang berada di control room maupun di studio floor. Sutradara juga harus memperhatikan seberapa monitor sekaligus, baik monitor kamera dari sumber video yang lain (VTR), dan memilih shot-shot yang akan direkam (on air).
4. Asisten Sutradara
Membantu sutradara dengan menyiapkan pemain, dan bahan yang di gunakan, juga mengarahkan anggota team produksi lainnya.
5. Asisten Produksi
Bertanggung jawab membantu produser, sutradara dan crew yang lain. Biasaya bekerja di control room dengan macam-macam catatan, membuat perubahan-perubahan yang perlu pada naskah, membagikan naskah pada crew, menyiapkan bahan pendukung produksi. Juga sering bekerja di studio floor. Membersihkan pada pemain dialog yang harus diucapkan apabila lupa.
6. Juru Kamera
Bertugas mempersiapkan mengatur kamera dan mengoperasikannya, sehingga memperoleh gambar dan komposisi yang baik.
7. Direktur Tata Cahaya
Bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan tata cahaya, mengatur penempatan sumber cahaya, mengarahkannya sehingga memperoleh efek yang diinginkan.
8. Direkyur Seni
Bertanggung jawab merencanakan setting dekorasi, mengawasi konstruksi set, penataan grafik dan sebagainya.
9. Teknisi Audio
Bertanggung jawab pada bagian audio. Dengan menghadap peralatan mixing, audio mixer dan bermacam-macam sumber audio (Microphone Tape Recorder). Mengatur balance suara dari berbagai sumber juga mengatur penempatan mikrofon.
10. Operator Video Tape
Bertanggung jawab atas kualitas teknik hasil rekaman pada VCR (video cssete recorder), sekaligus mengoperasikannya.
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat syuting dalam proses produksi yaitu :
1. Angle
Adalah sudut pandang pengambilan gambar yang dapat dilihat dari view finder pada sebuah kamera film/video. Dimana pemilihan angle sangat berperan penting dalam menciptakan unsur artistic dan pemahaman cerita dalam membuat adegan sesuai dengan script/naskah.
2. Lighting/Pencahayaan
Dalam sebuah proses pengambilan gambar diperlukan adanya asset pencahayaan yang memadai. Baik itu didapat dari sumber natural (sinar matahari). Pada shoting exterior/luar ruang, ataupun melalui bantuan sinar lampu pada shoting interior dalam ruang.
3. Komposisi
Merupakan teknik pengaturan posisi gambar, ukuran dan kedalaman ruang, perspektif dan mood adegan untuk menghasilkan citra  sesuai dengan tuntutan script/naskah
4. Log/Catatan Syuting
Diperlukan adanya log/catatan yang dibuat menjelaskan penandaan setiap gambar peradegan yang sudah selesai diambil, dilengkapi dengan keterangan koordinat waktu (timecode) pada kaset yang digunakan.  Proses ini akan sangat membantu mempercepat proses pengeditan gambar.







2.7 Ilustrasi Pelaksanaan Produksi Multimedia

1. Konten Penciptaan
·         Grafis
·         Teks
·         Animasi
·         Video
·         Suara EFX
·         Musik
2. Pemsrosesan Isi 
Proofing, editing, assembly, formatting, compression. Sesuaikan dengan isi, tujuan pesan  mungkin juga pengguna dari produk ini.
·         Proofing / pemeriksaan
·         Mengedit
·         Majelis
·         Format
·         Kompresi
3. Penciptaan Perangkat Lunak
·         Authoring
·         Pengembangan perangkat lunak kustom
·         Menerapkan perilaku interaksi judul
·         Penerapan database dan layanan backend lainnya
4. Pengintegrasian Isi Dan Software 
Harus memudahkan  pelanggan/ pengguna untuk mengakses atau menggunakannya, serta software yang digunakan harus up  date.
·         Sangat dekat hubungan antara konten dan piranti lunak
·         Salah satu tidak dapat melanjutkan jauh tanpa yang lain
·         Versi perangkat lunak berhasil dan konten berjalan dengn baik
5. Merevisi desain
·         Pengujian informal pengguna
·         Pengujian formal pengguna
·         Berdasarkan hasil tes, merevisi dokumen desain
6. Pembekuan Desain
7. Merevisi Isi Dan Software 
Mengikuti desain akhir, produk yang terbaik biasanya hasil dari umpan balik yang berkesinambungan dan modifikasi yang diimplemantasikan pada seluruh proses produksi
8. Membangun Versi Alpha
Ditetapkannya fungsionalitas, mayoritas melengkapi implementasi, mengintegrasikan semua modul lengkap dengan judul dalam bangunan
9. Pertama pengujian dan pelaporan bug untuk kesalahan fungsional dan konten
10. Mengevaluasi laporan bug dan menentukan yang akan diperbaiki
Mengevaluasi setiap hambatan yang terjadi, hasil evaluasi harus dibuat catatannya serta catatan antisifasinya ini penting untung pegangan proyek berikutnya yang akan dibahas pada saat memulai proyek selanjutnya, untuk menge-liminir kesalahan serta gangguan.
11. Merevisi perangkat lunak dan konten didasarkan pada evaluasi bug
Temuan – temuan dijadikan acuan untuk merisi kekurangan baik,itu berupa software atau isi.
12. Sisa Bagian Lengkap Dari Judul
13. Membangun Versi Beta Judul Lengkap
Fungsionalitas penuh, tidak sepenuhnya diuji.


2.8 Post Production

Setelah proses produksi maka akan dihasilkan footage atau koleksi klip video. Untuk membangun dan menyampaikan cerita, maka harus mengedit dan menyusun klip-klip tersebut dan tentu saja menambahkan visual effects, gambar, title dan soundtrack. Proses diatas disebut dengan postproduction atau pasca produksi. Berikut ini merupakan aplikasi dari Adobe yang khusus dirancang untuk proses pasca produksi :
·         Adobe Premiere Pro, aplikasi editing yang realtime untuk para professional dalam bidang digital video production.
·         Adobe After Effect, sebuah aplikasi khusus untuk Motion Graphics dan Visual Effect
·         Adobe Audition™, aplikasi professional untuk pengolahan audio digital.
·         Adobe Encore™ DVD, aplikasi professional untuk DVD authoring.
Selain aplikasi-aplikasi diatas, dikenal pula dua aplikasi grafis professional yang juga memainkan peranan penting dalam menghasilkan elemen grafis berkualitas tinggi, aplikasi tersebut adalah Adobe Photoshop® dan Adobe Illustrator®. Pada bab lain akan dibahas pula metode integrasi berbagai produk Adobe untuk keperluan pasca produksi
2.9 tahapan post-production
Bila syuting sudah selesai, segera masuk tahap post production, ada beberapa tahapan di post production ini.
Pembagian tahap post production
v  Editing off line : gambar hasil syuting diedit secara “cut to cut” untuk mencari structur berdasarkan scenario
v  Editing on line : hasil off line di rapikan dan dihaluskan di tahap on line. Pengertian on line di sini adalah tahap lanjutan dari off line biasanya untuk keperluan efek gambar
v  Color grading : memberikan sentuhan koreksi warna jika dibutuhkan
v  Mixing : hasil editing terakhirnya akan masuk mixing untuk menyelaraskan musik dan dialog yang ada dalam film
Karena itu man power yang biasa terlibat dalam post production ini adalah Editor, penata suara (yang akan melakukan mixing) dan musican (pembuat music scoring). Biasa juga dubber / pengisi suara jika dibutuhkan.

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam alir proses produksi produk multimedia terdapat 3 tahap yaitu yang pertama pre-production yang meliputi tentang perencanaan dan persiapkan. Yang kedua sudah memulai kegiatan produksi. Terdapat beberapa pihak yang bersangkutan seperti sutradara, produser, dll. Yang ketiga post production yaitu tahap pengemasan.
3.2 Saran
Agar mendapatkan hasil yang baik saat memproduksi produk multimedia penyusun memberikan saran yang mungkin bisa bermanfaat bagi bagi kita semua,
1.     Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan.
2.     Harus benar-benar teliti dalam mengelolah produk multimedia.
3.     Perlunya peralatan k`omputer yang memadai.

DAFTAR PUSTAKA






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contoh STORYBOARD

Tema                : Kepercayaan Sinopsis          : JANJI PALSU Di kelas multimedia ada 2 wanita yang bernama ayuk dan popy seda...