ALIR PRODUKSI PRODUK MULTIMEDIA
PRODUKSI
MULTIMEDIA
Diajukan untuk memenuhi salah satu
syarat kelulusan standar kompetensi memahami Alir Produksi Produk Multimedia
Disusun oleh :
Ayuk Anggraini
NIS : 030/004.072
MULTIMEDIA
SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 TEGALSARI
SMK
NEGERI 2 TEGALSARI
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karuniaNya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Rangkuman
Alir Produksi Produk Multimedia”
Tujuan
salah satu makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan
standar kompetensi memahami Alir Produksi Produk Multimedia.
Penyusun
ingin mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Bpk
Tofik Santoso,ST,Mpd. selaku Kepala SMK Negeri 2 Tegalsari.
2. Bpk
David Susilo Wijaya,S.Kom. selaku Guru Multimedia
3. Kedua
orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan baik materi, moral
maupun spiritual dan selalu mendoakan agar penyusun selalu dilindungi Allah SWT
dalam menyelesaikan makalah ini.
4. Seluruh
teman-teman yang sama-sama menyusun makalah dan semua pihak yang membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Penyusun
menyadari bahwa makalah ini belum terlalu sempurna. Untuk itu penyusun menerima
kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak.
Sekian,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan pembaca.
Sumberagung, 2 Maret 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ……………………………………………...i
DAFTAR
ISI ……………………………………………………...iii
BAB
1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Produksi Multimedia ………………………1
1.2
Tujuan Penulis …………...………………………….……….1
BAB
2 ISI
2.1
Pre-Production ……………………………………………….3
2.2
Bagan Pre-Production …………………………..……....….5
2.3
Tahapan Pre-Production ……………..................…..……..5
2.4
Production ……………………...…………………………….7
2.5
Diagram Alir Proses Production …………………..…….....8
2.6
Tahapan Production …………………...…………………....9
2.7
Ilustrasi Pelaksanaan Produksi Multimedia ……………..12
2.8
Post Production …………...………………………………..15
2.9
Tahapan Post-Production …………………………...…….16
BAB
3 PENUTUP
3.1
Kesimpulan ………...………………………………….……18
3.2
Saran ……………...…………………………………...……18
DAFTAR
PUSTAKA ………………………………………….….v
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Produksi Multimedia
Metodologi
yang paling umum dipakai pada proses produksi multimedia adalah biasa disebut
dengan alur produksi 3 tahap. Secara umum, proses produksi multimedia dirancang
dengan menjalankan 3 tahap. Yang pertama yaitu pre-production. Segala kegiatan
yang berhubungan dengan persiapan sebelum melakukan produksi. Tahap ini
biasanya berjalan agak lama bahkan terkadang sampai menyita sumber daya 75%
dari keseluruhan produksi. Yang kedua yaitu production. Tahap implementasi
pre-production dimana semua anggota tim pengembang multimedia bekerja. Yang
ketiga yaitu post-production. Tahap penyelesaian multimedia menjadi hasil
akhir. Tahap post-production diterapkan terutama pada bidang multimedia
broadcasting : program television, video, audio recording, photography dan
animasi.
Setelah
aplikasi beta diuji dan direvisi, itu memasuki tahap pengemasan. Produk akhir bisa
dibakar ke CD-ROM atau dipublikasikan di internet sebagai sebuah konten web.
1.2
Tujuan Penulis
1. Agar
siswa/siswi dapat mengetahui materi multimedia
2. Agar
siswa/siswi terutama penyusun sendiri bisa membuat makalah
3. Agar
siswa/siswi dapat mengetahui alir proses produksi produk multimedia
4. Agar
siswa/siswi dapat menambah pengetahuan dalam hal memuat makalah
BAB 2
ISI
2.1 Pre-Production
Pre-production
atau pra produksi merupakan tahapan perencanaan. Secara umum, merupakan tehapan
persiapan sebelum memulai proses produksi (shooting film atau video). Dengan
lahirya teknologi digital video dn metode nonlinear editing maka proses
produksi video mejadi lebih mudah. Ketika kita akan memulai sebuah proyek,
terkadang kita telah memiliki stock-shoot/footage video yang kita butuhkan,
untuk itu kita harus melakukan peninjauan ulang segala kebutuhan sesuai dengan
cerita yang akan kita buat. Artinya, kita harus mempersiapkan footage video
yang telah ada, fotografi,diagram dan graik, gambar ilustrasi, atau animasinya.
Tetapi banyak pula para videographer yang memulai dari awal atau dari nol. Pada
intinya tujuan pra produksi adalah mempersiapkan segala sesuatunya agar proses
produksi dapat berjalan sesuai konsep dan menghasilakn suatu karya digital
video sesuai dengan harapan.
Beberapa
elemen yang perlu dipertimbangkan dalam proses pre-production adalah :
1. Apa tujuan dan pesan yang ingin
disanpaikan? Dan apa essensinya?
2. Siapa pemirsa yang menjadi target?
Siapa yang akan menjadi pengguna akhir dari karya ini? Seperti apa platform media pemutaran multimedia
mereka?
3. Apa keinginan klien?
4. Proyek ini adalah re-design atau new project?
5. Apakah sarana dan prasarana yang
menunjang untuk pembuatan proyek telah terpenuhi?
6. Menginventarisir perangkat lunak
yang dibutuhkan.
7. Menginventarisir orang yang terlibat
serta pembagian tanggung jawabnya.
8. Membuat jadwal kerja.
9. Merencanakan biaya yang dibutuhkan.
10. Merencanakan distribusi hasil kerja.
11. Merencanakan adanya update hasil kerja sesuai evaluasi.
2.2
Bagan Pre-Production
2.3 Tahap Pre-Production
1. Interpretasi Skenario (Script Conference)
·
Analisa skenario yang menyangkut isi cerita, struktur
dramatic, penyajian informasi, dan semua hal yang berhubungan dengan estetika
dan tujuan artistic film.
·
Hasil analisa didiskusikan dengan semua kepala departemen
(sinematografi, artistic, suara, editing) dan produser untuk merumuskan konsep
penyutradaraan film.
2. Pemilihan Kru
Sutradara
dan produser memilih dan menentukan kru yang akan terlibat di dalam produksi.
3. Casting
Sutradara menentukan dan melakukan
casting terhadap para pemain utama dan pendukung yang dibantu oleh
asisten sutradara dan casting director.
4.
Latihan /Rehearsal
·
Kepada pemain utama, sutradara menyampaikan visi misinya
terhadap penokohan yang ada di dalam skenario, lalu mendiskusikan dengan tujuan
untuk membangun kesamaan persepsi karakter tokoh antara sutradara dan pemain
utama.
·
Sutradara
melakukan latihan pemeran dengan pemain utama.
5.
Hunting
·
Sutradara
memastikan lokasi berdasarkan semua aspek teknis.
·
Melakukan
lokasi shoting berdasarkan diskusi berdasarkan piñata fotografi,pinata
artistic, dan penata suara.
6. Perencanaan
Shot dan Blocing/Planning Coverage dan Staging
·
Sutradara membuat storyboard dibantu oleh storyboard artist.
·
Sutradara merumuskan dan menyusun director shot pada setiap
scene yang ada di scenario
7. Praproduksi Final (Dinal Preproduction)
Sutradara melakukan diskusi evaluasi
bersama sama dengan crew dan pemain utama untuk persiapan shooting yang terkait
dengan teknis penyutradaraan dengan artistic.
2.4 Production
“Quiet on the set! Action! And Roll
’em!”, kata-kata tersebut seringkali terdengar saat shooting berlangsung, pada
intinya merekam kejadian langsung, adegan animasi dan suara pada film,
videotape atau DV untuk menghasilkan footage/clip disebut dengan “production”
atau proses produksi. Selama proses produksi berlangsung, perhatian kita akan
tertuju pada lighting/pencahayaan, blocking (dimana dan bagaimana aktor atau
subyek kita bergerak), dan shooting (bagaimana pergerakan kamera dan dari sudut
mana scene kita dilihat).
Ada banyak referensi yang bagus
untuk mempelajari lebih dalam mengenai proses produksi. Pembuatan
animasi/motion graphics dapat pula dikategorikan dalam proses produksi, karena
bertujuan menghasilkan footage yang nantinya akan disusun dan diedit dalam
proses pasca produksi.
2.5 Diagram Alir Proses Production
Tahap
ini biasa di kenal dengan tahap syuting kru yang akan terlibat di lapangan
biasanya meliputi :
1.
Line Producer
Yang
akan mengatur jalur keuangan produksi, merupakan perpanjangan tangan executive
producer dan mediasi production manager ke level producer.
2.
Production Manager
Orang
yang bertanggung jawab pada kelangsungan produksi, pengadaan sarana dan
fasilitas produksi.
Urusan
logistic ada di bawah wewenang production manager, biasanya urusan ini di tangani
oleh salah satu unit yang akan di bantu PU (pembantu umum).
3.
Sutradara
Bertanggung
jawab atas hasil audio dan visual yang diciptakan, mengarahkan pemain,
mengkoordinir seluruh crew baik yang berada di control room maupun di studio
floor. Sutradara juga harus memperhatikan seberapa monitor sekaligus, baik
monitor kamera dari sumber video yang lain (VTR), dan memilih shot-shot yang
akan direkam (on air).
4.
Asisten Sutradara
Membantu
sutradara dengan menyiapkan pemain, dan bahan yang di gunakan, juga mengarahkan
anggota team produksi lainnya.
5.
Asisten Produksi
Bertanggung
jawab membantu produser, sutradara dan crew yang lain. Biasaya bekerja di
control room dengan macam-macam catatan, membuat perubahan-perubahan yang perlu
pada naskah, membagikan naskah pada crew, menyiapkan bahan pendukung produksi.
Juga sering bekerja di studio floor. Membersihkan pada pemain dialog yang harus
diucapkan apabila lupa.
6.
Juru Kamera
Bertugas
mempersiapkan mengatur kamera dan mengoperasikannya, sehingga memperoleh gambar
dan komposisi yang baik.
7.
Direktur Tata Cahaya
Bertanggung
jawab atas perencanaan dan pelaksanaan tata cahaya, mengatur penempatan sumber
cahaya, mengarahkannya sehingga memperoleh efek yang diinginkan.
8.
Direkyur Seni
Bertanggung
jawab merencanakan setting dekorasi, mengawasi konstruksi set, penataan grafik
dan sebagainya.
9.
Teknisi Audio
Bertanggung
jawab pada bagian audio. Dengan menghadap peralatan mixing, audio mixer dan
bermacam-macam sumber audio (Microphone Tape Recorder). Mengatur balance suara
dari berbagai sumber juga mengatur penempatan mikrofon.
10.
Operator Video Tape
Bertanggung
jawab atas kualitas teknik hasil rekaman pada VCR (video cssete recorder),
sekaligus mengoperasikannya.
Terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat syuting dalam proses produksi
yaitu :
1.
Angle
Adalah
sudut pandang pengambilan gambar yang dapat dilihat dari view finder pada
sebuah kamera film/video. Dimana pemilihan angle sangat berperan penting dalam
menciptakan unsur artistic dan pemahaman cerita dalam membuat adegan sesuai
dengan script/naskah.
2.
Lighting/Pencahayaan
Dalam
sebuah proses pengambilan gambar diperlukan adanya asset pencahayaan yang
memadai. Baik itu didapat dari sumber natural (sinar matahari). Pada shoting
exterior/luar ruang, ataupun melalui bantuan sinar lampu pada shoting interior
dalam ruang.
3.
Komposisi
Merupakan
teknik pengaturan posisi gambar, ukuran dan kedalaman ruang, perspektif dan
mood adegan untuk menghasilkan citra
sesuai dengan tuntutan script/naskah
4.
Log/Catatan Syuting
Diperlukan
adanya log/catatan yang dibuat menjelaskan penandaan setiap gambar peradegan
yang sudah selesai diambil, dilengkapi dengan keterangan koordinat waktu
(timecode) pada kaset yang digunakan.
Proses ini akan sangat membantu mempercepat proses pengeditan gambar.
2.7
Ilustrasi Pelaksanaan Produksi Multimedia
·
Grafis
·
Teks
·
Animasi
·
Video
·
Suara EFX
·
Musik
2.
Pemsrosesan Isi
Proofing, editing, assembly, formatting,
compression. Sesuaikan
dengan isi, tujuan pesan mungkin juga pengguna dari produk ini.
·
Proofing / pemeriksaan
·
Mengedit
·
Majelis
·
Format
·
Kompresi
3. Penciptaan Perangkat
Lunak
·
Authoring
·
Pengembangan
perangkat lunak kustom
·
Menerapkan perilaku interaksi judul
·
Penerapan database
dan layanan backend lainnya
4.
Pengintegrasian Isi Dan Software
Harus
memudahkan pelanggan/ pengguna untuk mengakses atau menggunakannya, serta
software yang digunakan harus up
date.
·
Sangat
dekat hubungan antara konten dan piranti lunak
·
Salah
satu tidak dapat melanjutkan jauh tanpa yang lain
·
Versi perangkat
lunak berhasil dan
konten berjalan dengn
baik
5. Merevisi desain
·
Pengujian informal pengguna
·
Pengujian formal pengguna
·
Berdasarkan hasil
tes, merevisi dokumen desain
6.
Pembekuan Desain
7.
Merevisi Isi Dan Software
Mengikuti
desain akhir, produk yang terbaik biasanya hasil dari umpan balik yang
berkesinambungan dan modifikasi yang diimplemantasikan pada seluruh proses
produksi
8. Membangun Versi Alpha
Ditetapkannya
fungsionalitas, mayoritas melengkapi implementasi, mengintegrasikan semua modul
lengkap dengan judul dalam bangunan
9. Pertama pengujian
dan pelaporan bug untuk kesalahan fungsional dan konten
10.
Mengevaluasi laporan
bug dan menentukan yang akan diperbaiki
Mengevaluasi
setiap hambatan yang terjadi, hasil evaluasi harus dibuat catatannya serta
catatan antisifasinya ini penting untung pegangan proyek berikutnya yang akan
dibahas pada saat memulai proyek selanjutnya, untuk menge-liminir kesalahan
serta gangguan.
11.
Merevisi perangkat
lunak dan konten didasarkan pada evaluasi bug
Temuan
– temuan dijadikan acuan untuk merisi kekurangan baik,itu berupa software atau
isi.
12. Sisa Bagian Lengkap Dari
Judul
13.
Membangun Versi
Beta Judul Lengkap
Fungsionalitas penuh, tidak
sepenuhnya diuji.
2.8
Post Production
Setelah
proses produksi maka akan dihasilkan footage atau koleksi klip video. Untuk
membangun dan menyampaikan cerita, maka harus mengedit dan menyusun klip-klip
tersebut dan tentu saja menambahkan visual effects, gambar, title dan
soundtrack. Proses diatas disebut dengan postproduction atau pasca produksi. Berikut
ini merupakan aplikasi dari Adobe yang khusus dirancang untuk proses pasca
produksi :
·
Adobe Premiere Pro, aplikasi editing yang real‐time untuk para professional dalam
bidang digital video production.
·
Adobe After Effect, sebuah aplikasi khusus untuk Motion
Graphics dan Visual Effect
·
Adobe Audition™, aplikasi professional untuk pengolahan
audio digital.
·
Adobe Encore™ DVD, aplikasi professional untuk DVD
authoring.
Selain
aplikasi-aplikasi diatas, dikenal pula dua aplikasi grafis professional yang
juga memainkan peranan penting dalam menghasilkan elemen grafis berkualitas
tinggi, aplikasi tersebut adalah Adobe Photoshop® dan Adobe Illustrator®. Pada
bab lain akan dibahas pula metode integrasi berbagai produk Adobe untuk
keperluan pasca produksi
2.9 tahapan post-production
Bila
syuting sudah selesai, segera masuk tahap post production, ada beberapa tahapan
di post production ini.
Pembagian
tahap post production
v Editing off line : gambar hasil
syuting diedit secara “cut to cut” untuk mencari structur berdasarkan scenario
v Editing on line : hasil off line di
rapikan dan dihaluskan di tahap on line. Pengertian on line di sini adalah
tahap lanjutan dari off line biasanya untuk keperluan efek gambar
v Color grading : memberikan sentuhan
koreksi warna jika dibutuhkan
v Mixing : hasil editing terakhirnya
akan masuk mixing untuk menyelaraskan musik dan dialog yang ada dalam film
Karena itu man power yang biasa
terlibat dalam post production ini adalah Editor, penata suara (yang akan
melakukan mixing) dan musican (pembuat music scoring). Biasa juga
dubber / pengisi suara jika dibutuhkan.
BAB
3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam alir proses produksi
produk multimedia terdapat 3 tahap yaitu yang pertama pre-production yang
meliputi tentang perencanaan dan persiapkan. Yang kedua sudah memulai kegiatan
produksi. Terdapat beberapa pihak yang bersangkutan seperti sutradara,
produser, dll. Yang ketiga post production yaitu tahap pengemasan.
3.2 Saran
Agar mendapatkan hasil yang
baik saat memproduksi produk multimedia penyusun memberikan saran yang mungkin
bisa bermanfaat bagi bagi kita semua,
1.
Mempersiapkan
peralatan yang dibutuhkan.
2.
Harus benar-benar
teliti dalam mengelolah produk multimedia.
3.
Perlunya peralatan
k`omputer yang memadai.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar